Jumat, 29 April 2011

Tanggapan (Bayangan)


A. Tanggapan (bayangan)
            Istilah bayangan sering disebut juga dengan istilah tanggapan. Dalam persepsi telah dikemukakan bahwa dengan perantara alat indera, orang dapat menyadari tentang hal-hal atau keadaan-keadaan yang ada di sekitarnya. Pada proses persepsi setiap stimulus yang datang akan membentuk gambaran dalam jiwa manusia yang tidak langsung hilang setelah pengamatan selesai dilakukan, namun disimpan dalam jiwa individu yang nantinya akan dapat dibayangkan dan ditanggapi kembali. Jadi proses membayangkan atau menanggapi suatu stimulus terjadi setelah proses pengamatan selesai dan tinggal kesan-kesannya saja. Fungsi inilah yang dalam psikologi disebut sebagai fungsi tanggapan yang didefinisikan sebagai gambaran ingatan dalam jiwa manusia yang terjadi setelah objek yang diamati sudah tidak berada lagi dalam ruang dan waktu pengamatan. 
            Pada persepsi terjadi gambaran sementara dalam tanggapan juga terjadi gambaran, namun  antara persepsi dengan tanggapan memiliki beberapa perbedaan yaitu :
a.    Pada persepsi objek diamati terlihat jelas, lebih terang, detail dan sempurna sedangakan pada tanggapan objek yang diamati terlihat kabur dan tidak detail. Karena dalam tanggapan tidak dibutuhkan adanya objek lagi, sehingga pada umumnya gambarnya kurang jelas.
b.    Persepsi terikat oleh tempat dan waktu, sedang tanggapan tidak terikat oleh tempat dan waktu. Orang tidak dapat mempersepsi terlepas dari tempat dan waktu, sebab waktu dan tempat mengikat objek yang dipersepsi, lain halnya dengan tanggapan. Sedangkan pada tanggapan, orang dapat terlepas pada waktu dan tempat, ini berarti bahwa manusia dapat menanggap atau membayangkan setiap waktu dan setiap tempat. Tanpa adanya oblek, orang dapat menanggap atau membayangkan apa yang ingin di bayangkan.
c.    Persepsi memerlukan stimulus sedangkan tanggapan tidak memerlukan stimulus.
d.    Persepsi bersifat sensoris sedangkan tanggapan bersifat imaginer.
B. Bayangan pengiring dan bayangan eidetis
            Gejala yang terletak antara persepsi dan tanggapan adalah “bayangan pengiring” (afterimage) dan bayangan eidetis” .



Bayangan pengiring  (afterimage) tidak memiliki tempat yang pasti dalam medan penglihatan sebab berpindah-pindah menurut gerakan mata. Umumnya bayangan pengiring hanya berjalan sebentar saja. Bayangan pengiring timbul  mengiringi proses persepsi setelah persepsi itu berakhir. Hal ini dapat digambarkan misalnya jika orang mematikan kipas angin, ternyata begitu kenop diputar, kipas angin tidak begitu langsung berhenti, tetapi masih ada gerak yang mengiringinya sebelum berhenti sama sekali.
Bayangan eiditis (eidos=arca, golek) merupakan gambaran yang jelas yang didapat setelah persepsi. Bayangan ini sifatnya lebih tahan lama dan lebih jelas serta persis seperti yang didapat sewaktu melakukan persepsi. Tetapi apabila orang tidak dapat membedakan persepsi dengan bayangan, maka orang akan mengalami halusinasi. Bayangan eidetic ini banyak terdapat pada kalangan anak-anak, tetapi ini pun tidak berarti bahwa pada orang dewasa tidak ada yang mempunyai bayangan semacam ini.
Menurut Erich dan Walter Jaensch bayangan eiditik ini dapat dibedakan menjadi dua macam :
1.                             Tipe T (Tetanoide). Pada tipe ini bayangan lebih menyerupai bayangan pengiring. Sesudah melihat sesuatu benda seakan-akan benda itu masih terlihat di hadapannya. Biasanya gambar ini menampak dengan warna yang komplementer.
2.                             tipe B (basedoide). Bayangan pada tipe ini dapat timbul dengan sendirinya, dan dapat pula timbul dengan sengaja. Pada umumnya sifatnya hidup, bergerak, dan dengan warna yang asli (Bigot,dkk., 1950)
C. Halusinasi dan Bayangan eidetic
            Pada halusinasi orang merasa bahwa ia seakan-akan menerima sesuatu stimulus yang sebenarnya secara objektif stimulus tersebut tidak ada. Pada halusinasi terjadi bayangan yang jelas seperti pada persepsi. Tetapi pada bayangan eidetic tidak demikian. Bayangan eidetic terjadi sebagai hasil dari persepsi. Jadi di sini adanya stimulus. Pada bayangan eidetic sekalipun bayangan ini jelas seperti pada persepsi tetapi individu tahu bahwa itu hanyalah merupakan bayangan saja, objeknya sendiri pada waktu itu tidak ada. Jadi individu pada waktu itu tahu dan sadar bahwa stimulus pada waktu itu tidak ada, sekalipun bayangan sangat jelas. Hal yang demikian tidak didapati pada orang yang menderita halusinasi, pada halusinasi, orang tidak menyadari bahwa itu hanya bayangan saja.
D. Reproduksi dan Assosiasi
Setiap hasil persepsi akan disimpan dalam jiwa individu dan bilamana diperlukan dapat ditimbulkan kembali dalam keadaan sadar. Peristiwa ini disebut sebagai  reproduksi. Reproduksi adalah pemunculan tanggapan-tanggapan  dari keadaan di bawah sadar (tidak disadari) ke dalam keadaan disadari.
Reproduksi dapat muncul karena adanya rangsangan atau pengaruh dari luar namun juga dapat muncul dengan sendirinya tanpa sebab. Namun dari segi timbulnya reproduksi  dapat dikategorikan dalam 2 bentuk yaitu reproduksi yang terikat dan didorong kemauan sendiri serta reproduksi yang bersifat bebas tidak terikat sehingga bersifat liar.
Pada umumnya bayangan satu dengan bayangan lainnya adalah saling bertautan, dan bila ini terjadi maka munculah gejala psikologis yang disebut gejala assosiasi. Assosiassi adalah sangkut paut antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lainnya dalam diri manusia. Suatu tanggapan yang berassosiasi akan menimbulkan reproduksi lainya.
Pada gejala assosiasi terdapat hukum-hukum yang berlaku yang mengiringi peristiwa tersebut yaitu :
a.       Hukum sama waktu : artinya tanggapan-tanggapan yang muncul pada saat yang sama dalam kesadaraan akan terassosiasi bersama. Atau dengan kata lain persepsi yang sama waktu atau serempak menimbulkan bayangan yang sama waktu pula. Sehingga bila salah satu bayangn timbul maka yang laiinyapun akan muncul dalam alam kesadaran. Misal bila mengingat gurunya maka akan ingat cara mengajarnya
b.      Hukum berurutan : tanggapan-tanggapn yang memiliki hubungan berturut-turut berasosiasi dan direproduksi ke dalam kesadaran. Atau jika dua bayangan atau lebih berturut-turut masuk dalam alam kesadaran  maka terjadilah asossiasi. Misal huruf abjad, melodi dan sebagainya
c.       Hukum persamaan artinya bayangan yang mempunyai persamaan tertentu akan berassosiasi dan saling mereproduksi. Misal lihat potret akan teringat orangnya, lihat macan akan ingat kucing
d.      Hukum perlawanan : artinya tanggapan-tanggapan yang berlawanan akan saling berassosiasi dan berreproduksi. Misal tua-muda, kaya-miskin dan sebagainya
e.       Hukum sebab akibat : adalah hukum pertalian logis atau tanggapan-tanggpan yang mempunyai kaitan logis satu sama lain timbul bersama-sama, berassosiasi dan direproduksi ke dalam kesadaran manusia. Misal jika turun hujan akan mengingatkan jalan menjadi licin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar