Sabtu, 28 Mei 2011

Makna Shodaqoh

Nabi yang mulia Muhammad saw bersabda: “Setiap jiwa diwajibkan bersedekah..”, lebih lanjut beliau bersabda: “Ucapan yang baik adalah shodaqoh, menyingkirkan duri dari jalan adalah shodaqoh, setiap langkah menuju shalat adalah shodaqoh”.

Kalau kita perhatikan hadits ini, shodaqoh merupakan amalan penting yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah di muka bumi. Shodaqoh memiliki dimensi yang sangat luas, ia berlaku atas semua manusia dalam kondisi apapun, baik kaya maupun miskin. Shodaqoh bukan hanya bersifat materi, tetapi juga perbuatan baik terhadap sesama manusia. Orang kaya bisa bershodaqoh dengan materi, namun orang miskin pun bisa bershodaqoh dengan berbuat kebaikan ke sesama dan lingkungan. Ucapan yang baik, senyuman yang tulus, menyingkirkan duri, langkah menuju sholat, dan kebajikan-kebajikan lainnya termasuk shodaqoh. Jadi shodaqoh merupakan kebajikan yang universal dan bisa dilakukan oleh siapapun juga.

Betapa luasnya ladang kebajikan dalam agama islam, sehingga setiap individu bisa berpartisipasi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.  Kalau setiap muslim memahami makna shodaqoh ini dan berlomba-lomba mengamalkannya, maka akan tercipta hubungan kasih sayang antar manusia, empati, dan kekeluargaan. Setiap orang akan merasa bahagia saat ia bisa membahagiakan orang lain.
Nabi bersabda, “Sebaik-baiknya manusia ialah yang paling bertaqwa, mengajak kebaikan, melarang kemunkaran, serta menjaga silaturahmi”.

Balasan kebajikan tiada lain adalah kebajikan pula, ia selaras dengan kadar keikhlasan pelakunya dan pasti akan terjadi. Kalau pun tidak diterima di dunia, maka Alloh menjanjikan balasan yang sempurna di akhirat kelak. Alloh berfirman dalam QS Al-An’am 160, “Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)”.

Seorang muslim hendaklah menjadi pembuka kebajikan dimanapun ia berada, karena kebajikan adalah pintu menuju surga. Nabi bersabda,”Hendaklah kalian berlaku jujur karena jujur akan menuju kebajikan, dan kebajikan akan mengantarkan ke surga”.  Betapa Pentingnya amalan shodaqoh ini, bahkan nabi mengIlustrasikan dalam sabdanya,”Takutlah kalian atas siksa neraka walaupun dengan cara bersedekah sepotong kurma, kalaupun tidak mampu, maka lakukan dengan perkataan baik”.
Kelebihan amal shodaqoh di antara jenis kebajikan lainnya, ia memiliki pahala yang tetap mengalir walaupun pelakunya sudah meninggal dunia. Nabi bersabda, “Apabila anak adam meninggal dunia, maka putuslah seluruh amalnya, kecuali sedekah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya”.

Jadi sesungguhnya, islam memberikan prioritas yang tinggi terhadap amal kebajikan yang berdimensi sosial dan kemanusiaan. Islam di masa lalu bisa memimpin peradaban dunia karena ditopang oleh akidah yang kokoh dan amalan shodaqoh yang luas. Keterpurukan umat Islam saat ini, salah satunya disebabkan kurangnya pemahaman dan pengamalan aqidah dan shodaqoh dalam makna yang sesungghunya. Maka seyogyanya, waktu hidup kita diisi dengan amalan shodaqoh sehingga memberi makna dan manfaat kepada orang lain. Dalam keyakinan islam setiap perbuatan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh, ia akan ditulis dalam catatan pribadi dan diperlihatkan di padang mahsar kelak.

Materi PAI MTS


Materi Pokok              : Mukjizat dan Kejadian Luar Biasa Lainnya
Mata Pelajaran            : Aqidah Akhlaq
Kelas/ Semester           : VIII/Ganjil
Alokasi Waktu            : 4 x 45 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi   : Memahami mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya
Kompetensi Dasar       :
2.1         Menjelaskan pengertian mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya (Karamah, Maunah dan Irhas).
2.2         Menunjukkan hikmah dengan adanya mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya bagi rasul Allah dan orang-orang pilihan Allah.
Indikator Hasil Belajar            :
·      Menyebutkan pengertian, dalil, dan contoh Mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhash
·      Menyebutkan macam-macam  mukjizat.
·      Menyebutkan persamaan dan perbedaan antara Mukjizat, Karamah, Maunah dan Irhas.
·      Menjelaskan hikmah adanya mukjizat.
·      Menjelaskan hikmah Karamah, Maunah dan Irhas bagi orang yang menerimanya
Bahan Ajar                  :
·        Pengertian  Mukjizat dan Kejadian Luar Biasa Lainnya (Karamah, Ma’unah, dan Irhas)
1.      Mukjizat
Mukjizat berasal dari bahasa Arab معجزة yang artinya melemahkan, yaitu membuat sesuatu menjadi tidak mampu. Mukjizat merupakan sesuatu yang luar biasa sehingga manusia tidak mampu mendatangkan hal yang serupa. Menurut istilah, mu’jizat berarti sesuatu yang luar biasa yang terjadi dalam diri nabi atau rasul Allah SWT. Mukjizat bertujuan untuk membuktikan kenabian atau kerasulan seorang nabi atau rasul Allah SWT yang tidak dapat ditiru oleh siapa pun dan untuk melemahkan segala macam usaha dan alasan orang kafir dan menentang islam, dan menyeru kepada umat agar percaya akan keesaan Allah.
Unsur yang harus ada dalam mukjizat, antara lain:
1)      Kejadian luar biasa
2)      Tampak pada diri seorang nabi
3)      Ada tantangan dari kaum yang menyangsikan kedudukan seorang nabi
4)      Manusia tidak mampu menandingi hal yang luar biasa tersebut.
Lazimnya, nabi atau rasul menampakkan mukjizatnya hanya pada saat-saat yang sangat dibutuhkan, misalnya untuk membela diri atau menjawab tantangan orang- orang kafir.
Dalam al-Qur’an, mukjizat biasanya disebutkan dengan kata-kata ayat atau burhan,yang berarti bukti atau keterangan yang jelas.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Asy-Su’ara’: 4
إِنْ نَشَأْ نُنَزِّلْ عَلَيْهِمْ مِنَ السَّمَاءِ آيَةً فَظَلَّتْ أَعْنَاقُهُمْ لَهَا خَاضِعِينَ
“Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.”
Setiap muslim wajib memercayai mukjizat yang dimiliki nabi dan rasul. Mengingkari mukjizat nabi dan rasul berarti mengingkari ayat-ayat yang ada dalam al-Qur’an itu sendiri. Jadi, orang yang mengingkari mukjizat nabi dan rasul termasuk orang kafir.
Contoh Mukjizat yang Diberikan Kepada Rasul Allah
Mukjizat yang diberikan oleh Allah antara lain sebagai berikut:
1)        Nabi Ibrahim a.s
Mukjizat Nabi Ibrahim a.s. adalah tidak hangus ketika dibakar oleh Raja Namrud. Jika orang biasa dibakar dalam kobaran api dalam suhu 1700 C, tentu hangus terbakar dalam sekejap. Namun Nabi Ibrahim a.s. tidak terbakar sedikit pun, bahkan api terasa dingin oleh beliau. Allah berfirman dalam Q.S. al-Anbiya’:69.
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ
Kami berfirman, “Hai api, jadikanlah dingin dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim.”
2)        Nabi Musa a.s
Nabi Musa a.s merupakan nabi yang diutus untuk menyeru Bani Israil agar beriman kepada Allah. Dakwahnya ditentang oleh seorang raja yang kejam dan durhaka kepada Allah yang bernama Fir’aun. Raja Fir’aun mengumpulkan para tukang sihir untuk mengalahkan Nabi Musa a.s. Para tukang sihir tersebut melemparkan tongkat-tongkat yang ada di tangan mereka dan menjelma menjadi ular-ular yang siap menyerang Nabi Musa a.s.
Allah memerintahkan Nabi Musa a.s. melemparkan tongkat yang biasanya digunakan untuk menggembala kambingnya. Tongkat itu berubah menjadi ular besar dan menelan habis semua ular para tukang sihir tersebut. Kisah ini termaktub dalam al-Qur’an Surah Toha ayat 19-21.
3)        Nabi Muhammad saw.
Mukjizat Nabi Muhammad saw. adalah sebagai berikut.
a)      Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar.
b)      Celah-celah jari beliau dapat memancarkan air yang diminum para sahabatnya.
c)      Mi’raj ke Sidratul Muntaha dalam waktu yang singkat.
4)        Nabi saleh a.s
Nabi Saleh dapat mengeluarkan unta besar dari lubang batu yang sangat kecil.
5)        Nabi Sulaiman a.s.
Kisah kehebatan Nabi Sulaiman a.s. dapat kita baca dalam surah Saba’ dan surah An-Nahl. Ia seorang nabi yang dapat berbicara dengan semua jenis binatang, termasuk dengan bangsa jin, contohnya Ifrid. Ia juga dapat mengendalikan angin. Ia juga seorang raja bagi manusia dan hewan dan berhasil mengislamkan ratu Bulqis yang sebelumnya menyembah berhala.
6)        Nabi Isa a.s.
Mukjizat Nabi Isa a.s. adalah sebagai berikut.
a)      Membuat burung dari tanah dan benar-benar hidup atas izin Allah.
b)      Menyembuhkan orang yang buta sehingga dapat melihat lagi.
c)      Menyembuhkan orang yang sakit lepra.
d)     Menghidupkan orang yang sudah meninggal dengan izin Allah.
2.      Karamah
Karamah berasal dari bahasa arab كرم berarti kemuliaan, keluhuran, dan anugerah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengistilahkan karomah dengan keramat diartikan suci dan dapat mengadakan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa karena ketaqwaanya kepada Tuhan.
Menurut ulama sufi, karamah berarti keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada para wali-Nya. Wali ialah orang yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yunus: 62-64,
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ۞ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ۞ لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ……
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat….”
Ulama’ sufi meyakini bahwa para wali mempunyai keistimewaan, misalnya kemampuan melihat hal-hal ghaib yang tidak dimiliki oleh manusia umumnya. Allah SWT dapat memberi karamah kepada orang beriman, takwa, dan beramal shaleh menurut kehendaknya.
1)      Kejadian yang Dialami Seorang Ahli Ilmu pada masa Nabi Sulaiman a.s.
Ketika Nabi Sulaiman a.s. sedang duduk di hadapan dengan para tentaranya yang terdiri atas manusia, hewan, dan jin, beliau meminta kepada mereka mendatangkan singgasana Ratu Bulqis. Ada seorang yang berilmu berkata kepada Nabi Sulaiman a.s. menurut sebuah keterangan, orang yang berilmu itu bernama Asif. Perkataan orang berilmu tersebut diabadikan Allah SWT dalam firman-Nya Q.S. an-Naml: 40,
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ    
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
2)      Kejadian yang Dialami Maryam binti Imran
Nabi Zakaria a.s. menemukan makanan setiap hadir di mihrab Maryam binti Imran.
                               Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran: 37,
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
 “Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
Peristiwa yang disaksikan Nabi Zakaria a.s. merupakan karamah yang dianugerahkan Allah SWT kepada maryam binti Imran.
Allah SWT mentakdirkan bahwa pengasuh Maryam adalah pamannya sendiri, yakni Nabi Zakaria a.s.
3.      Ma’unah
Ma’unah berarti pertolongan. Ma’unah adalah pertolongan yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang mukmin untuk mengatasi kesulitan yang menurut akal sehat melebihi kemampuannya. Ma’unah terjadi pada orang yang biasa berkat pertolongan Allah. Misalnya, orang yang terjebak dalam kobaran api yang sangat hebat, namun berkat ma’unah/pertolongan Allah, ia selamat.
4.      Irhas
Irhas adalah kejadian luar biasa atau hal-hal yang istimewa pada diri calon nabi atau Rasul ketika masih kecil. Contohnya, Muhammad saw. Selalu dinaungi awan sehingga kepanasan saat melakukan perjalanan dagang ke negeri Syam. Peristiwa yang terjadi pada diri Nabi Isa a.s. ketika beliau masih bayi dalam buaian ibunya, Maryam. Pada saat masih bayi, Nabi isa dapat berbicara kepada orang-orang yang melecehkan ibunya.
Pembicaraan Nabi Isa a.s. ketika masih bayi itu disebutkan dalam firman Allah, Q.S. Maryam: 29-33.
فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا۞ قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا۞ وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا۞ وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا۞ وَالسَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا۞
“Maka dia (Maryam) menunjuk kepada anaknya, mereka berkata “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku kitab Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku melaksanakan shalat dan menunaikan zakat selama hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
·        Macam-macam Mukjizat
Menurut sifatnya, mukjizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu mukjizat hisyiah/kauniyah dan mukjizat maknawiyah/aqliyah.
1)        Mukjizat hisyiah/kauniyah ialah mukjizat yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, dan dipegang. Mukjizat hisyiah ditujukan kepada orang biasa, yang kurang mampu menggunakan akal pikirannya secara baik. Contohnya, mukjizat Nabi Nuh a.s. beliau membuat perahu untuk menghadapi banjir yang pada waktu itu tidak pernah dilakukan orang dan mustahil dapat dilakukan oleh orang biasa. Setelah perahu selesai dibuat, banjir datang dan sumber airnya datang dari tiap-tiap rumah penduduk yang kafir. Akhirnya, semua penduduk kafir tenggelam sedangkan Nabi Nuh a.s. dan para pengikutnya selamat.
2)        Mukjizat maknawiyah ialah mukjizat yang tidak dapat dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan dipegang. Mukjizat maknawiyah hanya dapat dimengerti dan dikenal oleh orang-orang yang berpikir sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus. Contohnya mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad saw. berupa al-Qur’an. Tidak semua orang mau menerima petunjuk al-Qur’an. Hanya orang yang sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus yang sanggup menerima al-Qur’an dengan senang hati. Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang luar biasa, salah satunya adalah dalam hal balaghah (sastra). Tidak ada seorang pun yang mampu menyusun atau merangkai kata-kata sebagaimana al-Qur’an meskipun hanya satu ayat
·        Perbedaan antara Mukjizat, Karamah, Ma’unah, dan Irhas
            Pada dasarnya mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sama, yaitu anugerah Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya. Perbedaannya terletak pada siapa yang menerimanya.
      Perbedaan antara mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut.
a.       Mukjizat diberikan kepada para nabi dan rasul.
b.      Karamah dianugerahkan kepada wali.
c.       Ma’unah diberikan kepada orang mukmin.
d.      Irhas dianugerahkan kepada calon nabi atau rasul Allah SWT (sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul)
Persamaan antara mukjizat, karomah, ma’unah dan irhas adalah sama-sama datangnya dari Allah SWT. Orang yang diberikan mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas pantas diteladani hidupnya, karena mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas hanya diberikan kepada hamba-hamba Allah SWT yang bertakwa dan beramal shaleh.
·        Hikmah Mukjizat
Hikmah adanya mukjizat adalah sebagai berikut.
a.         Melemahkan dan mengalahkan alasan,usaha,dan tipu daya orang-orang yang menentang dakwah rasul allah.
b.        Bagi yang telah percaya kepada kenabian maka mukjizat akan berfungsi untuk memperkuat iman serta menambah keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.
c.         Membuktikan kebenaran rasul yang diutus Allah dan ajaran – ajarannya.
·        Hikmah Karamah, Ma’unah, dan Irhash
Hikmah adanya karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut.
a.         Mempertebal iman kepada Allah SWT.
b.        Mendekatkan diri kepada Allah.
c.         Tidak takut akan kesulitan, karena yakin Allah selalu memberikan pertolongan kepada hambanya yang beriman dan bertakwa.
Sumber:
Al-Azhar, Aqidah akhlaq Mts, Gresik: Putra Kembar Jaya.
Al-Qusyairi, Syarif, Kamus Akbar Arab-Indonesia, Surabaya: Giri Utama, 2009.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro,2000.
Departement Pendidikan dan Kebudayaan,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Jazam, Abdullah; Ridho, Ahmad Rasyid; Hidayat, Masykur, Modul Pembelajaran Akidah Akhlak, Jakarta: Arafah Mitra Utama, 2008.
Katsir, Ibnu, Kisah Para Nabi, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.

Materi PAI MA

Materi Pokok        : Al-Qur’an dan bukti keontetikannya
Mata Pelajaran     :  Qur'an Hadits
Kelas/Semester    :  X / Ganjil
Alokasi Waktu      : 2 jam pelajaran (2x45 menit)
Pertemuan             : Pertama
A.    Standar Kompetensi:
1.      Memahami pengertian Al-Qur’an dan bukti keotentikannya
B.     Kompetensi  Dasar
1.1    Menjelaskan pengertian al-Qur’an menurut para ahli
C.    Indikator :
§  Menguraikan pengertian al-Qur’an menurut bahasa
§  Menjelaskan pengertian al-Qur'an menurut beberapa pendapat para ahli.
§  Menyimpulkan pengertian al-Qur'an dari beberapa pendapat para ahli.
D.    Bahan Ajar :
§  Pengertian al-Qur'an menurut bahasa
Secara bahasa al-Qur’an merupakan masdar dari kata qara’a-yaqra’u-qiraatan-wa qur’aanan, yang artinya bacaan atau yang dibaca. Al-Qur’an merupakan kalam ilahi yang merupakan bacaan bagi kaum muslimin, karena tiada suatu bacaan di dunia ini yang sebanding dengannya. Sebagai orang Islam sepantasnya kita membaca, memahami, dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya untuk menjamin kelangsungan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Di dalam firman-Nya, Allah telah menerangkan tentang keberadaan dan keutamaan al-Qur’an di kalangan umat ini, diantaranya:
a.         Surah al-Fushilat ayat 3
كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
 “Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, Yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui”
b.         Surah al-Qiyamah ayat 17-18
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ۞ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ۞
 “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.”
Allah juga menggunakan kata al-Qur’an sebagai salah satu nama dari kitab-Nya yang diturunkan kepada nabi utusan yaitu nabi Muhammad SAW, untuk kemudian disampaikan kepada umatnya sebagai petunjuk dan keterangan bagi kehidupan di dunia. Sebagaimana diterangkan dalam Surah al-Baqarah ayat 185.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
 “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).”
§  Pengertian menurut pendapat para ahli:
Secara istilah ada beberapa pengertian al-Qur’an, antara lain:
     Muhammad  Abduh
“Al-Kitab yakni Al-Qur’an ialah bacaan yang telah tertulis dalam mushaf yang terjaga dalam hafalan-hafalan umat Islam.”
     Muhammad Khudhari Beik
“Al-Qur’an ialah firman Allah yang berbahasa Arab diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipahami isinya dan diingat selalu, disampaikan kepada kita secara mutawatir, ditulis dalam mushaf dimulai Surah al-Fatihah diakhiri surah an-Naas.”
     Muhammad Abdul Azim az-Zarqani
“Al-Qur’an ialah kitab yang menjadi mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tertulis dalam mushaf disampaikan secara mutawatir.”


§  Kesimpulan dari berbagai pendapat dari para ahli
Dari pengertian-pengertian di atas dapat dipahami bahwa al-Qur’an mengandung beberapa unsur antara lain:
a.         Wahyu atau kalam Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
b.         Mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW
c.         Diturunkan secara mutawatir
d.        Merupakan bacaan mulia dan membacanya bernilai ibadah
e.         Tertulis dalam mushaf-mushaf, yang dimulai dari Surah al-Fatihah hingga surah An-Naas
f.          Lafalnya berbahasa Arab
g.         Senantiasa terpelihara dari berbagai bentuk  dan pemalsuan
h.         Tidak akan ada seorangpun yang dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun jin dan manusia berkumpul untuk membuatnya
Dengan demikian al-Qur’an adalah makhluk Allah yang berupa bacaan, yang diturunkan menggunakan bahasa Arab melalui perantara Malaikat Jibril secara Tadriji atau berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya. Kitab ini telah ditulis secara mutawatir dan tertulis rapi dalam mushaf Utsmani. Sudah banyak dari kalangan sahabat, tabi’in, dan pengikut nabi yang menghafalkan al-Qur’an. Kitab al-Qur’an didahului dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Naas.
E.     Metode Pembelajaran
§  Model        :  Quantum Teaching dan Quantum Learning
§  Metode      : Ceramah; Tanya jawab; Diskusi; Penugasan; Inquiri; Demonstrasi
F.     Langkah Pembelajaran :
·      Kegiatan Awal

§  Mengucapkan salam dan membaca do’a bersama dipimpin oleh guru.

§  Mengkondisikan kelas.

§  memberi motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran


·      Kegiatan Inti
§  Guru bertanya mengenai Al-Qur’an
§  Guru memberikan tanggapan dan gambaran mengenai al-Qur’an menurut bahasa
§  Guru membimbing siswa untuk membagi kelompok menjadi tiga kelompok dan memberikan kata kunci yang berbeda tentang pengertian al-Qur’an menurut pendapat para ahli:
           Pengertian al-Qur’an menurut istilah berdasarkan pendapat Muhammad Abduh
           Pengertian al-Qur’an menurut istilah berdasarkan pendapat Khudari Beik
           Pengertian al-Qur’an menurut istilah berdasarkan pendapat Abdul Azim az-Zarqani
§  Siswa diberi kesempatan mengerjakan secara berkelompok
§  Tiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain menanggapi
§  Guru mengklarifikasi jawaban dari setiap kelompok
§  Guru bertanya tentang kesimpulan dari pendapat para ahli mengenai al-Qur’an
·      Kegiatan Akhir
§  Guru memberikan latihan/ tugas rumah yang telah disiapkan.
§  Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk memperbanyak membaca al-Qur’an dan rajin belajar
§  Mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan hamdalah dan salam
G.    Sumber Belajar
§  Buku Paket Qur’an Hadits MA kelas X semester 1
§  Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung.CV Penerbit Diponegoro.2005
§  LKS MA kelas X semester 1
§  Depag, al-Qur'an dan Tafsirnya
§  Masyfuk Zuhdi,Pengantar ulumul Qur'an
§  Muhammad Ali Ash-Shabuuny,Studi Ilmu al-Qur'an
§  Muhammad Amin Suma, Studi ilmu-ilmu al-Qur'an
§  Muhammad bin Alawi al-Maliki Al-Hasni, Zubdah al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an
§  M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur'an
§  TM. Hashbi Ash-Shiddiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an