“Inilah ayat-ayat Al-Quran yang mengandung hikmah”
“Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan”
(Q.S Luqman: 2 – 3)
Anak-anak adalah amanah, titipan dari Allah SWT, Sang Pemilik anak-anak kita. Setiap kita pasti menginginkan kebaikan dan kebahagiaan atas anak-anak kita . Sedangkan kebaikan dan kebahagiaan yang bisa diperoleh anak-anak kita hanya ada satu sumbernya yaitu Dzat yang memiliki anak-anak kita, yang paling mengetahui dan paling sayang kepada mereka. Maka jalan yang bisa kita tempuh untuk meraih keinginan itu adalah menghubungkan anak-anak kita dengan Pemiliknya. Allah SWT telah mengirimkan ratusan bahkan ribuan pesan-pesan cinta untuk kebaikan anak-anak kita yang kesemuanya tertuang dalam Al Quran.
Menjadi kewajiban bagi kita para orang tua untuk menyampaikan pesan-pesan cinta ini dan mengajarkan kepada mereka bagaimana membacanya.
Hak yang pertama dari Al Quran atas kita dan anak-anak kita adalah membacanya (hak-hak Al Quran selanjutnya adalah memahami artinya baik harfiah maupun maknawi, menghafalkannya, mengamalkan dan mengajarkan kepada orang lain). Dengan membacanya maka anak-anak kita insyaAllah akan merasakan bahwa ada sesuatu yang selalu memperhatikan dan menyayanginya. Perasaan kejiwaan ini menjadi bekal yang sangat penting untuk anak-anak kita agar tumbuh menjadi manusia-manusia yang baik dan bahagia.
Mengajarkan (membaca) Al Quran pada anak-anak, khususnya si kecil (usia 3-7 tahun), memiliki tantangan tersendiri. Sesuai karakter si kecil yang unik dan berbeda dengan orang dewasa, diperlukan seni tersendiri untuk mengajarkan mereka.
Berikut beberapa tips yang semoga bisa mempermudah ikhtiar kita mengajarkan (membaca) Al Quran pada si kecil :
1. Luruskan niat, tumbuhkan motivasi
Niat dan motivasi adalah amalan hati yang tak kalah pentingnya dengan berbagai ikhtiar fisik dan pikiran kita. Dengannya kita tergerak dan bersemangat melakukan sesuatu. Niat yang lurus menjadikan segala amalan kita menjadi bernilai ibadah di mata Allah SWT. Motivasi dapat tumbuh dengan banyak-banyak mencari informasi tentang pengaruh Al Quran terhadap anak-anak kita.
Mungkin sudah banyak berita yang pernah kita baca tentang berbagai penelitian yang menunjukkan betapa segala kebaikan yang Allah janjikan dengan membaca Al Quran, satu per satu terungkap dengan nyata.
Beberapa yang pernah penulis baca adalah penelitian dari Malaysia tentang efek Al Quran pada kecerdasan anak dimana terlihat pada bayi yang baru lahir dan diperdengarkan ayat-ayat Al Quran secara kontinyu menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel syaraf yang mengagumkan melebihi perkembangan rata-rata pada umumnya. Kemudian penelitian yang lain di Amerika Utara yang memperlihatkan efek bacaan Al Quran pada orang dewasa yang dapat mempengaruhi syaraf-syaraf otak dan organ-organ tubuh lainnya pada manusia.
Serta penelitian seorang psikolog anak di Indonesia pada beberapa siswa SDIT yang secara rutin belajar membaca Al Quran setiap pagi sebelum pelajaran sekolah dimulai. Mereka rata-rata memiliki rentang konsentrasi yang tinggi, melebihi rata-rata anak-anak seusianya, serta tingkat ketahanan yang tinggi (tidak mudah bosan) untuk melakukan suatu pekerjaan secara konsisten (istiqomah).
Di atas itu semua, keimanan dan kedekatan kita dengan Allah SWT sangat berpengaruh pada masalah motivasi ini. Keimanan dan kedekatan ini menjadikan kita sangat yakin dengan janji-janji Allah berupa kebaikan yang sangat banyak, meski tanpa syarat berupa bukti-bukti yang terungkap oleh manusia.
Dari Ibnu Mas’ud RA berkata Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca sebuah huruf dari kitabullah – yakni Al Quran – maka ia memperoleh suatu kebaikan, sedang satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang seperti itu. Saya tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim juga satu huruf”. (HR. Tirmidzi)
2. Mencari bekal
Pengajaran yang terbaik bagi anak-anak adalah dari orang tuanya. Ini dikarenakan orang tua memiliki ikatan kasih sayang dan waktu yang paling banyak untuk berinteraksi dengan anak-anak, sehingga memungkinkan untuk melakukan proses belajar mengajar membaca Al Quran yang rutin dan variatif. Oleh karena itu kita harus benar-benar mempersiapkan diri dengan mencari ilmu membaca Al Quran yang baik dan benar agar kita bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anak kita.
Jangan ajarkan bacaan Al Quran yang salah karena yang benar itu mudah (mengutip perkataan Bpk. Dachlan Salim Zarkasy, penemu metode Qira’ati).
3. Pilih satu metode utama
Dengan memilih satu metode yang dirasa paling baik dan sesuai untuk anak-anak kita insyaAllah akan mempermudah anak-anak dan juga orang tua untuk lebih fokus dan sistematis dalam belajar membaca
Al Quran. Banyak sekali metode belajar baca Al Quran yang bisa kita pelajari, seperti qira’ati, iqra’, dll.
4. Cari metode pelengkap
Dengan tetap berpegang pada metode utama, metode-metode pelengkap nantinya akan dibutuhkan untuk membuat variasi belajar agar si kecil tidak bosan dan tetap menikmati proses belajar. Metode pelengkap ini insyaAllah bisa sangat banyak jika kita mau berkreasi menciptakan sendiri dan mengerti apa yang disukai si kecil, seperti bermain kartu, bercerita, menggambar, dll.
5. Lakukan proses belajar yang menyenangkan
Kita harus memahami terlebih dahulu karakter dan keinginan si kecil dalam belajar. Menurut para ahli anak, hal yang paling menyenangkan dan paling ingin dilakukan oleh seorang anak kecil sebenarnya adalah belajar. Namun proses belajar yang tidak sesuai sering kali membuat si kecil terlihat “tidak ingin” belajar, padahal sebenarnya ia sangat senang belajar. Jadi ketika dalam proses belajar kita mendapati si kecil enggan/malas-malasan/bosan maka yang sebenarnya tidak ia sukai adalah pada aktivitas proses belajarnya, bukan pada keinginan belajarnya. Kita sebaiknya tetap berbaik sangka pada si kecil dan lebih mengutamakan untuk berusaha mencari variasi cara belajar daripada berputus asa karena menyangka si kecil sudah tidak mau belajar lagi.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga semangat si kecil dalam belajar yaitu:
6. Disiplin
Terlebih dahulu orang tua mendisiplinkan diri sendiri sebelum anak-anak, insyaAllah akan lebih mudah mendisiplinkan mereka selanjutnya.
7. Sabar dan do’a
Sabar dan do’a menjadi pelengkap yang paling baik bagi ikhtiar kita, insya Allah.
Semoga anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan bahagia karena selalu berinteraksi dengan Al Quran, sehingga kita tidak perlu merasa khawatir meskipun mereka jauh dari pengawasan kita. Aamiin…
Wallahu a’lam bishshawab.
“Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan”
(Q.S Luqman: 2 – 3)
Anak-anak adalah amanah, titipan dari Allah SWT, Sang Pemilik anak-anak kita. Setiap kita pasti menginginkan kebaikan dan kebahagiaan atas anak-anak kita . Sedangkan kebaikan dan kebahagiaan yang bisa diperoleh anak-anak kita hanya ada satu sumbernya yaitu Dzat yang memiliki anak-anak kita, yang paling mengetahui dan paling sayang kepada mereka. Maka jalan yang bisa kita tempuh untuk meraih keinginan itu adalah menghubungkan anak-anak kita dengan Pemiliknya. Allah SWT telah mengirimkan ratusan bahkan ribuan pesan-pesan cinta untuk kebaikan anak-anak kita yang kesemuanya tertuang dalam Al Quran.
Menjadi kewajiban bagi kita para orang tua untuk menyampaikan pesan-pesan cinta ini dan mengajarkan kepada mereka bagaimana membacanya.
Hak yang pertama dari Al Quran atas kita dan anak-anak kita adalah membacanya (hak-hak Al Quran selanjutnya adalah memahami artinya baik harfiah maupun maknawi, menghafalkannya, mengamalkan dan mengajarkan kepada orang lain). Dengan membacanya maka anak-anak kita insyaAllah akan merasakan bahwa ada sesuatu yang selalu memperhatikan dan menyayanginya. Perasaan kejiwaan ini menjadi bekal yang sangat penting untuk anak-anak kita agar tumbuh menjadi manusia-manusia yang baik dan bahagia.
Mengajarkan (membaca) Al Quran pada anak-anak, khususnya si kecil (usia 3-7 tahun), memiliki tantangan tersendiri. Sesuai karakter si kecil yang unik dan berbeda dengan orang dewasa, diperlukan seni tersendiri untuk mengajarkan mereka.
Berikut beberapa tips yang semoga bisa mempermudah ikhtiar kita mengajarkan (membaca) Al Quran pada si kecil :
1. Luruskan niat, tumbuhkan motivasi
Niat dan motivasi adalah amalan hati yang tak kalah pentingnya dengan berbagai ikhtiar fisik dan pikiran kita. Dengannya kita tergerak dan bersemangat melakukan sesuatu. Niat yang lurus menjadikan segala amalan kita menjadi bernilai ibadah di mata Allah SWT. Motivasi dapat tumbuh dengan banyak-banyak mencari informasi tentang pengaruh Al Quran terhadap anak-anak kita.
Mungkin sudah banyak berita yang pernah kita baca tentang berbagai penelitian yang menunjukkan betapa segala kebaikan yang Allah janjikan dengan membaca Al Quran, satu per satu terungkap dengan nyata.
Beberapa yang pernah penulis baca adalah penelitian dari Malaysia tentang efek Al Quran pada kecerdasan anak dimana terlihat pada bayi yang baru lahir dan diperdengarkan ayat-ayat Al Quran secara kontinyu menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel syaraf yang mengagumkan melebihi perkembangan rata-rata pada umumnya. Kemudian penelitian yang lain di Amerika Utara yang memperlihatkan efek bacaan Al Quran pada orang dewasa yang dapat mempengaruhi syaraf-syaraf otak dan organ-organ tubuh lainnya pada manusia.
Serta penelitian seorang psikolog anak di Indonesia pada beberapa siswa SDIT yang secara rutin belajar membaca Al Quran setiap pagi sebelum pelajaran sekolah dimulai. Mereka rata-rata memiliki rentang konsentrasi yang tinggi, melebihi rata-rata anak-anak seusianya, serta tingkat ketahanan yang tinggi (tidak mudah bosan) untuk melakukan suatu pekerjaan secara konsisten (istiqomah).
Di atas itu semua, keimanan dan kedekatan kita dengan Allah SWT sangat berpengaruh pada masalah motivasi ini. Keimanan dan kedekatan ini menjadikan kita sangat yakin dengan janji-janji Allah berupa kebaikan yang sangat banyak, meski tanpa syarat berupa bukti-bukti yang terungkap oleh manusia.
Dari Ibnu Mas’ud RA berkata Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca sebuah huruf dari kitabullah – yakni Al Quran – maka ia memperoleh suatu kebaikan, sedang satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang seperti itu. Saya tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim juga satu huruf”. (HR. Tirmidzi)
2. Mencari bekal
Pengajaran yang terbaik bagi anak-anak adalah dari orang tuanya. Ini dikarenakan orang tua memiliki ikatan kasih sayang dan waktu yang paling banyak untuk berinteraksi dengan anak-anak, sehingga memungkinkan untuk melakukan proses belajar mengajar membaca Al Quran yang rutin dan variatif. Oleh karena itu kita harus benar-benar mempersiapkan diri dengan mencari ilmu membaca Al Quran yang baik dan benar agar kita bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anak kita.
Jangan ajarkan bacaan Al Quran yang salah karena yang benar itu mudah (mengutip perkataan Bpk. Dachlan Salim Zarkasy, penemu metode Qira’ati).
3. Pilih satu metode utama
Dengan memilih satu metode yang dirasa paling baik dan sesuai untuk anak-anak kita insyaAllah akan mempermudah anak-anak dan juga orang tua untuk lebih fokus dan sistematis dalam belajar membaca
Al Quran. Banyak sekali metode belajar baca Al Quran yang bisa kita pelajari, seperti qira’ati, iqra’, dll.
4. Cari metode pelengkap
Dengan tetap berpegang pada metode utama, metode-metode pelengkap nantinya akan dibutuhkan untuk membuat variasi belajar agar si kecil tidak bosan dan tetap menikmati proses belajar. Metode pelengkap ini insyaAllah bisa sangat banyak jika kita mau berkreasi menciptakan sendiri dan mengerti apa yang disukai si kecil, seperti bermain kartu, bercerita, menggambar, dll.
5. Lakukan proses belajar yang menyenangkan
Kita harus memahami terlebih dahulu karakter dan keinginan si kecil dalam belajar. Menurut para ahli anak, hal yang paling menyenangkan dan paling ingin dilakukan oleh seorang anak kecil sebenarnya adalah belajar. Namun proses belajar yang tidak sesuai sering kali membuat si kecil terlihat “tidak ingin” belajar, padahal sebenarnya ia sangat senang belajar. Jadi ketika dalam proses belajar kita mendapati si kecil enggan/malas-malasan/bosan maka yang sebenarnya tidak ia sukai adalah pada aktivitas proses belajarnya, bukan pada keinginan belajarnya. Kita sebaiknya tetap berbaik sangka pada si kecil dan lebih mengutamakan untuk berusaha mencari variasi cara belajar daripada berputus asa karena menyangka si kecil sudah tidak mau belajar lagi.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga semangat si kecil dalam belajar yaitu:
- · Rajin-rajin memotivasi si kecil dengan berbagai cerita tentang Al Quran sehingga si kecil menjadi tertarik dan sangat ingin bisa membaca Al Quran.
- · Batasi waktu belajar, jangan terlalu lama, dan hentikan sebelum si kecil bosan, meskipun si kecil sedang sangat bersemangat untuk belajar/tidak mau berhenti. InsyaAllah ini akan menjaga semangatnya tetap tinggi untuk belajar di lain waktu. Belajar sedikit demi sedikit tetapi rutin insya Allah lebih baik daripada sekali belajar langsung banyak dan setelah itu kapok/bosan.
- · Tunjukkan apresiasi/rasa syukur kita pada si kecil yang telah mau belajar.
6. Disiplin
Terlebih dahulu orang tua mendisiplinkan diri sendiri sebelum anak-anak, insyaAllah akan lebih mudah mendisiplinkan mereka selanjutnya.
7. Sabar dan do’a
Sabar dan do’a menjadi pelengkap yang paling baik bagi ikhtiar kita, insya Allah.
Semoga anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan bahagia karena selalu berinteraksi dengan Al Quran, sehingga kita tidak perlu merasa khawatir meskipun mereka jauh dari pengawasan kita. Aamiin…
Wallahu a’lam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar